• Facebook
  • Twitter
  • Google+
  • RSS
  • Recent
    • 12 Rabiul Awal

      12 Rabiul Awal

      2014/01/130 Komentar
      Sungguh beruntung Sayyidah Aminah, wanita pilihan yang dari rahimnya lahir seorang Nabiyullah. Amina...
    • HATI

      HATI

      2013/12/190 Komentar
      Pasangan muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan. Suatu pagi, sewaktu sar...
    • NO FREE SEX

      NO FREE SEX

      2013/12/010 Komentar
      01. hari ini 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia | untuk memperingatkan manusia soalan ...
    • Kisah Syaitan Menolong Seorang Pemuda Ke
Masjid
      Kisah ini bermula apabila seorang pemuda bangun pada awal pagi untuk solat Subuh di masjid. Dia berp...
    • Lembutkan Hatimu

      Lembutkan Hatimu

      2013/11/160 Komentar
      Sudah semestinya seorang muslim -apalagi seorang penuntut ilmu!- berupaya untuk memelihara keadaan h...
Senin, 21 Oktober 2013

Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar.” (Qs. At-Taubah 119).
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:
“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena
kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan
membawa pada surga.” (HR. Bukhari).
Kejujuran menjadi buah bibir banyak orang.
kejujuran hadir dengan gaung yang membahana. Kita
seakan baru mengenal kata dan sifat mulia, “jujur”.
Entah karena seringnya ber dusta dan kebohongan
oleh perilaku kita sendiri ataukah karena seringnya
kita dibohongi sehingga kita menjadi heboh dengan
“kejujuran.”^^
Padahal, melakukan dan mengucapkan kebenaran
telah diajarakan dalam Al-qur'an. Melaksanakan dan
melafalkan dengan penuh kejujuran telah diungkap
oleh Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam. Padahal,
mengamalkan dan melontarkan kebenaran telah
disinggung oleh para Ulama".
Para Ulama berkata, “Langkah awal kejujuran itu
adalah menjauhi dusta di semua ucapan. Kejujuran
menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat,
kenyataan hidup, dan di semua lini kedudukan.”
Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima (5) Bentuk
Kejujuran. Yaitu :
1. Jujur dalam ucapan :
Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan
seseorang wajib memuat dan mengandung
kebenaran. Bukan gunjingan, gossip, dan fitnah.
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau
diam.” (HR. Bukhari-Muslim)
2. Jujur dalam berniat :
Tanda niat yang benar, salah satu tandanya,
berbanding lurus dengan perbuatan di lapangan
kehidupan.
Niat saja belum cukup jika tidak diiringi dengan
kemauan dan kejujuran bahwa dirinya akan
berupaya sekuat tenaga mewujudkan niatnya
tersebut.
3. Jujur dalam kemauan :
Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar
terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam
menyampaikan kebenaran. Berpikir masak" sebelum
bertindak, menimbang baik-buruk dengan
‘kacamata’ Allah adalah tanda jujur dalam kemauan
ini.
Pada saat seseorang telah jujur dalam kemauan,
tidak ada hal yang ingin ia gapai selain melakukan
perkara yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
4. Jujur dalam menepati janji :
Janji adalah hutang, demikian kalimat yang sering
terngiang. Karena hutang, maka wajib untuk dibayar
sesuai dengan nilainya. Menepati janji bukan
sembarang sikap. Menepati janji berarti
mempertaruhkan harkat dan martabat dirinya di
hadapan orang lain demi memberi keyakinan pada
orang tersebut bahwa ia sanggup untuk
membayarnya. Dengan sikap jujur, janji akan tertunai
dan amanah akan dijalankan.
5. Jujur dalam perbuatan :
Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur
dalam niat dan perkataan, pada traktak bentuk
kejujuran yang kelima ini, Ghazali menggarisbawahi
agar kita melengkapi diri dengan jujur dalam
perbuatan.

0 komentar: